Tuesday, 20 March 2018

CURHATAN SEORANG SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL FALAH

MTs Nurul Falah Assubuki Parakan-Maleber-Kuningan Jawa Barat
Assalamual'aikum Wr. Wb.
Perkenalkan, nama saya adalah SIRAL MURSALIWalaupun saya bukan siswa MTs Nurul Falah Assubuki, tapi saya bangga kepada mereka yg mempunyai kemauan yang kuat untuk menghafal Al-qur'an dan ikut bersama mencari ilmu Allah di Pondok Pesantren Nurul Falah ini. Semoga apa yang dicita-citakan mereka bisa tercapai, dan menjadi anak-anak yg sholeh sholehah, serta berbakti kepada kedua orang tua mereka. Semangat terus adik - adikku surga menanti kalian. Orang tua kalian sangat sayang kepada kalian. Mereka tidak mau melihat anak mereka mengikuti pergaulan zaman yg tidak benar. Hingga mereka memondokkan kalian dengan sejuta harapan dibenaknya. Jangan sia-siakan kepercayaan mereka, buat mereka tersenyum, dan sertakan mereka di 10 orang yg kau ajak ke surga!
Di kesempatan kali ini, ada sedikit banyak yang akan saya ceritakan terkait pengalaman saya dalam menimba ilmu di Pondok Pesantren Nurul Falah. Saya masih ingat ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di ponpes ini, yaitu pada hari Senin tanggal 18 bulan Juli tahun 2016 bersama kedua orang tua saya. Saya diantar mereka. Waktu berlalu begitu sangat cepat hingga saatnya mereka tuk kembali pulang ke rumah. Air mata yang keluar mewakili hati ini, yang tak ingin berpisah dengan mereka. Saya pun seketika teringat kepada seorang guru Bahasa Indonesia yang pada waktu itu mencoba menenangkanku. Dan saya pun masih mampu mengingat dengan jelas ucapan beliau, yaitu: "Siral kan udah besar, malu kalo masih nangis". dalam benak hati saya terucap: "Mungkin ibu bisa berbicara seperti itu karena ibu tidak bisa merasakan apa yg saya rasakan." Waktu demi waktu berlalu hanya sekedar cita - cita yang membuat hati ini kuat melewati semuanya. Tidak mudah berdiam diri di desa orang. Ada banyak hal-hal yang berbeda dengan lingkunganku di Desa Sukaharja Kecamatan Cibingbin. Mulai dari segi bahasa, sikap, dan sopan-santun warganya, serta bagaimana mereka memperlakukan "kami".
Kenapa saya menggunakan kata kami di atas? Jawabannya adalah karena aku disini tidak hanya sendirian, tapi ada 3 orang teman ku yang menjadi keluarga kecilku di kobong yaitu: ASEP, WAHID, dan ROBI. Setiap hari kita berkumpul bersama, melewati malam dan siang. Malam senin menjadi malam pertama ku membuka lembaran kitab Aqidatul Awam. Malam yang membuatku memulai untuk pertama kalinya mengaji. Malam yang membuatku belum merasa begitu nyaman di sini. Tak jarang pikiran ku kembali teringat kepada kedua orang tua ku di sana. Namun, keputusan mereka sangatlah benar-benar yang terbaik. Mereka sangat sayang kepadaku. Mereka tidak mau anaknya terjerumus ke dalam pergaulan jaman yg tidak benar dengan cara memondokkanku di ponpes Nurul Falah Desa Parakan Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan.
Mungkin hanya itu pengalaman kaka awal-awal mondok di ponpes Nurul Fallah ini. Jadi, intinya adalah: Jangan pernah berpikir di benak adik-adik semua bahwa orang tua ingin berpisah dengan kita, tapi itu merupakan cara mereka untuk mengekspresikan bentuk kasih sayang mereka kepada kita. Inget loh...!!! Menuntut ilmu Agama itu wajib 'ain  hukum nya. Jadi, jangan berlama lama dalam mengambil keputusan. Ayo mondok di pesantren Nurul Falah, pondok pesantren berbasis tahfidz yang mencetak penghafal-penghafal Al-qur'an, kitab kuning, dan ilmu-ilmu keagamaan lainya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
#siralmusrali

No comments:

Post a Comment

Tulis Komentar Anda